February 25, 2023
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat atau KNPB mendesak pemerintah membentuk tim independen guna mengusut kasus kericuhan disertai penembakan warga sipil yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Kamis (23/2/2023). Pembentukan tim independen dianggap penting untuk memastikan proses penyelidikan kasus itu dapat berjalan sesuai prosedur, netral, dan tuntas.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Nasional KNPB, Ones Suhuniap kepada Jubi pada Sabtu (25/2/2023). Suhuniap menilai polisi tidak profesional mengatasi beredarnya kabar penculikan anak di Sinakma, sehingga malah memicu amuk massa di sana. “Kinerja kepolisian dalam penegakkan hukum dan perlindungan rakyat sipil tidak persuasif, tidak mengedepankan pendekatan humanis,” kata Suhuniap.
Kasus kekerasan dan penembakan itu bermula dari beredarnya kabar tentang penculikan anak di Sinakma, Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis siang. Massa yang marah kepada terduga pelaku akhirnya terlibat bentrokan dengan polisi, hingga polisi melepaskan sejumlah tembakan.
Insiden itu menyebabkan 10 warga sipil meninggal dunia, dan 23 warga sipil lainnya terluka. Selain itu, 18 personel TNI dan Polri yang terluka. Sedikitnya 13 bangunan rumah dan dua rumah toko terbakar dalam insiden Kamis itu.
Suhuniap menyatakan KNPB merasa prihatin atas kericuhan dan penembakan terhadap warga sipil di Wamena itu. Ia menyatakan seharusnya polisi yang berhadapan dengan warga sipil mengedepankan dialog, dan bukan menggunakan kekerasan ataupun senjata api.
Suhuniap menyatakan insiden yang Wamena pada Kamis itu menambah panjang daftar kekerasan aparat keamanan di Tanah Papua. “Orang Papua ini [selalu] dibantai sama seperti binatang yang harus dihabisi seperti hewan buruan,” ujarnya. (*)
Writer: Theo Kelen | Editor: Aryo Wisanggeni G
Link: Jubi