UCAPAN TERIMAKASIH

"TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, DI YAMEKAABII NEWS, SEMOGA TUHAN TETAP MENYERTAIMU"

EKOLOGI SUKU KOROWAI WEST PAPUA


YAMEKAABII NEWS, Di bagian selatan Pulau Papua, terdapat daerah berawa yang eksotis, diapit dua sungai besar dan gunung disebelah Utara. Untuk bisa mencapai tempat tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat perintis, atau menyusuri sungai selama satu Minggu, dari Boven Digoel. Walaupun sulit ditinggali, daerah seluas 600 meter persegi itu, ternyata bukan daerah tak bertuan.
Wilayah tersebut adalah wilayah kekuasaan Suku Korowai. Suku Korowai adalah suku yang baru diketahui keberadaannya tahun 1974, oleh seorang Misionaris Belanda, dengan populasi sekitar tiga ribu orang.
Suku terasing ini tinggal di rumah yang dibangun diatas pohon setinggi 15 m - 50 m di atas permukaan tanah. Tujuan membangun rumah di atas pohon, selain untuk menghindar dari serangan binatang buas, juga untuk menghindari roh jahat. Semakin tinggi rumah, semakin jauh dari gangguan roh jahat.
Rumah pohon dibuat dari kayu, rotan, akar, dan ranting pohon. Sedangkan dinding rumah terbuat dari kulit kayu.
Suku Korowai juga merupakan salah satu suku di daratan Papua yang tidak menggunakan Koteka. Sehari hari mereka menggunakan daun- daunan sebagai penutup tubuh.
Suku Korowai hidup dari mengkonsumsi berbagai macam hasil alam, seperti sagu, pisang, palem dan pakis.  Mereka juga memakan daging hewan yang biasa diburu, seperti Burung Kasuari, kadal, ular, rusa, babi hutan, ulat sagu, dan sebagainya.
Suku Korowai punya kebiasaan makan daging manusia ( kanibal ). Tetapi hal ini tidak dilakukan setiap saat. Masyarakat Suku Korowai hanya membunuh dan memakan manusia yang dianggap melanggar aturan kepercayaan mereka, misalnya jika orang itu diketahui sebagai Khuakhua (tukang sihir).
Warga yang diketahui sebagai Khuakhua akan diadili. Jika banyak bukti yang memberatkan, dia akan segera dibunuh.
Anggota tubuh Khuakhua yang telah mati, dibagikan ke seluruh warga. Otaknya dimakan selagi masih hangat. Orang yang membunuh Khuakhua berhak menyimpan tengkorak nya.
Jadi bagi masyarakat Suku Korowai, membunuh dan memakan manusia adalah bagian dari sistem peradilan pidana.
Namun semenjak mengenal peradaban, kebiasaan tersebut mulai berkurang, dan bahkan sekarang sudah tidak ada lagi.
Sejak tahun 1980, sebagian masyarakat Korowai telah pindah ke desa - desa yang baru di buka, dan oleh pemerintah sudah dibuatkan rumah. Untuk menyambung hidup, selain masih berburu, mereka juga berkebun dan meramu.
Mereka juga sudah berpakaian lengkap. Anak - anak bersekolah, bahkan ada yang sudah sarjana.


Share This Article :
Google
Print PDF

TRANSLATE

PUISI

SYAIR-KU UNTUK SANG REVOLUSIONER
PUISI PERJUANGAN UNTUKMU PAHLAWAN PAPUA BARAT

MY SOUND CLOUD

FACEBOOK JOIN

 
Distributed By Blogger Templates | Design By YAMEKAABII NEWS